Minggu, 03 Maret 2013

Laporan Praktikum Pengemasan Gelas


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN
Kemasan Gelas



 









Disusun Oleh:
ARGA GAUTAMA
E1F111003






UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERRTANIAN
BANJARBARU
2013
PENDAHULUAN

Landasan Teori
     Kemasan gelas merupakan bahan kemasan tertua dan telah populer sejak 3000 SM. Kemasan gelas sudah digunakan oleh bangsa Mesir Kuno. Pada zaman perunggu, kepala anak panah menggunakan sejenis gelas yang dibuat dari bahan yang berasal dari gunung api. Pliny melaporkan pada abad permulaan pelaut Venesia yang berlabuh di suatu pulau membuat tungku perapian di tepi pantai yang digunakan untuk mengatasi rasa dingin dan kegelapan malam. Tungku perapian ini dibuat di atas pasir pantai menggunakan bongkahan soda abu (muatan kapal mereka). Keesokan harinya dalam sisa pembakaran itu ditemukan gumpalan bening. Dari sini diketahui bahwa soda dan pasir pada suhu yang tinggi akan melebur membentuk gelas (Sacharow, 1980).
     Secara fisika gelas dapat didefenisikan sebagai cairan yang lewat dingin (supercolled liquid), tidak mempunyai titik lebur tertentu dan mempunyai viskositas yang tinggi (> 103 Poise) untuk mencegah kristalisasi. Secara kimia gelas didefenisikan sebagai hasil peleburan berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap yang berasal dari peruraian senyawa-senyawa kimia dimana struktur  atomnya tidak menentu (Syarief,  1989).
     Bahan gelas terbuat dari 10% tanah lempung, 15% soda abu, dan pasir silika sekitar 75%, kadang-kadang digunakan pula sedikit tambahan aluminium oksida, kalium oksida, magnesium oksida, dan dicairkan pada suhu 1540C. Pembentukan menjadi berbagai bentuk wadah dari gelas ini dilakukan pada saat adonan masih dalam kondisi semi padat, sehingga memudahkan pembentukan sesuai dengan keinginan (Erliza, 1987).
     Pada umumnya kemasan gelas ringan digunakan untuk sekali pakai, sehingga perusahaan pembotolan tidak menerima kembali botol bekas pakai tersebut, dan mereka tidak memerlukan waktu dan biaya untuk mengumpulkan botol-botol bekas dari tempat yang jauh dengan resiko yang besar. Perusahaan pembotolan juga tidak memerlukan biaya untuk investasi mesin pencuci botol bekas, sehingga bebas dari biaya pencucian dan resiko pecah pada waktu proses pencucian (Fellows, 2000).
     Dari hasil penelitian diketahui unsur-unsur yang terdapat pada gumpalan bening tersebut adalah silika oksida (SiO2), kalsium oksida (CaO) dan natrium oksida (Na2O). Dari proses kejadiannya yaitu perapian di atas pasir putih yang banyak mengandung kulit kerang, serta bongkahan soda abu, maka diketahui bahwa bahan gelas dapat dibuat dengan cara mereaksikan atau meleburkan bahan campuran pasir pantai sebagai sumber silika (SiO2), kulit kerang sebagai sumber kapur (CaO), dan abu kayu atau soda abu sebagai sumber natrium (Na2O) (Elisa dkk, 2006).
     Perkembangan teknologi dalam proses peleburan gelas menggunakan suhu yang lebih tinggi, karena adanya penemuan bahan tahan api untuk bejana peleburan gelas. Dengan adanya penemuan ini maka pembuatan berkembang dengan pesat serta menggunakan bahan-bahan lain seperti pasir kuarsa, batu kapur dan bahan kimia lainnya (Jun H, 2005).

Tujuan
     Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat mengenal berbagai kemasan gelas dan dapat mengidetifikasi berbagai kemasan gelas.












TATA CARA PENELITIAN

Waktu dan Tempat
     Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (PHP) Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru pada hari Senin tanggal 18 Februari 2013 pukul 16.00-18.00 WITA.

Bahan dan Alat
     Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini berbagai  jenis kemasan gelas baik pangan maupun non pangan.
     Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah penggaris dan neraca analitik.

Prosedur Kerja
Diamati warna kemasan
 

Diamati bentuk kemasan

Diamati bentuk penutup kemasan

Diamati bahan yang dikemas

Diamati berat kemasan

Diamati diameter bawah dan atas kemasan

Diamati batas antara bahan yang dikemas dengan penutup kemasan


Diamati easy of unpacking dan easy of resealing-nya

Diamati kontur permukaan kemasan

Diamati penggunaan kemasan

Hasil


















Pembahasan
     Pada praktikum kali ini yaitu kemasan gelas, ada beberapa hasil percobaan yang didapatkan berdasarkan prosedur praktikum. Menurut definisi hasil percobaan, kemasan gelas dapat dirincikan sesuai dengan peruntukannya.
     Nama produk merupakan merek dan jenis dari produk yang diamati kemasannya. Kemasan yang diamati adalah berupa kemasan gelas yang terdiri dari berbagai jenis produk baik makanan maupun minuman atau kemasan non pangan. Adapun nama-nama produk yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya Manisan buacica carica, Fresh care, Enervon-C, Parfum, Ponds, Srikaya, Citra, You-C 1000, ABC Spesial Grade, Fresh care, Kratindeng, Minyak angin cap polar bear, Hemaviton, Minyak angin cap kapak, Proman, dan abd parfum. Setiap produk memiliki bentuk dan ciri kemasan yang berbeda-beda, karena setiap nama dan jenis produk yang dikemas dihasilkan dari produsen yang berbeda-beda pula.  Kesamaan jenis kemasan dari setiap produk sama yaitu kemasan gelas baik berupa botol kaca maupun toples kaca.
     Warna kemasan gelas beraneka ragam jenisnya, umumnya warna kemasan gelas disesuaikan berdasarkan produk yang dikemas dalam kemasan gelas. Produk yang dikemas ada berbagai macam jenisnya ada yang berupa padatan maupun cairan. Produk yang dikemas harus disesuaikan dengan kepekaannya terhadap cahaya atau sinar matahari, untuk produk yang peka terhadap sinar matahari hendaknya warna kemasan gelas dibuat berwarna gelap dimaksudkan agar penetrasi sinar matahari dapat dikurangi saat berinteraksi dengan produk yang ada didalam kemasan gelas tersebut. Untuk produk yang berwarna, agar dapat menarik perhatian konsumen dan sifatnya tidak peka terhadap cahaya dapat digunakan kemasan gelas tanpa warna atau bening sehingga memudahkan konsumen untuk melihat isi produk dalam kemasan. Pewarnaan pada kemasan gelas dapat dilakukan dengan pemberian oksida-oksida logam pada saat pembuatannya. Oksida-oksida logam tersebut diantaranya seperti Cr, Co dan Fe. Sifat semi opaq diberikan dengan penambahan florin. Berbagai jenis bahan kimia yang digunakan dalam pewarnaan kemasan gelas diantaranya besi oksida dan antimon oksida yang menghasilkan warna kuning, krom oksida yang menghasilkan warna kuning kehijauan, besi sulfat dan krom oksida yang menghasilkan warna hijau, kobalt oksida yang menghasilkan warna biru, mangan menghasilkan warna ungu, besi oksida dalam jumlah banyak yang menghasilkan warna hitam, karbon dan senyawa belerang yang menghasilkan warna abu-abu dan tembaga oksida yang menghasilkan warna merah pada kemasan gelas. Dari hasil praktikum didapatkan beberapa warna yang berbeda-beda pada setiap jenis kemasan produk. Warna tersebut ada yang bening, kusam, cokelat, bening buram, putih dan cokelat bening. Pada setiap produk yang dikemas dalam kemasan gelas harus memiliki warna yang berbeda-beda dikarenakan resistensi produk terhadap kondisi lingkungan penting diperhatikan. Warna kemasan dari hasil praktikum yaitu produk proman dibuat dengan warna coklat bening, hal ini dimaksudkan karena produk yang dikemas sangat sensitif terhadap sinar matahari dan dapat bereaksi dengan goncangan apabila masih dalam proses penanganan sehingga warna coklat bening memberikan manfaat yang baik bagi isi produk yang dikemas dengan tetap terjaga keamanan dan kualitas dari produk proman tersebut. Warna dari produk abd parfum adalah berwarna bening. Warna ini dimaksudkan untuk memudahkan konsumen untuk melihat secara langsung isi produk sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Produk yang dikemas adalah parfum yaitu produk non pangan yang bersifat tidak mudah rusak terhadap goncangan, tetapi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung agar produk tidak mengalami kerusakan.
     Bentuk kemasan gelas ada berbagai macam bentuknya. Umumnya bentuk kemasan gelas disesuaikan dengan fungsi dan kegunaannya. Untuk bentuk kemasan gelas dengan produk cairan, kemasan dibuat menjadi botol kaca dengan diameter ujung atas botol kecil hingga pada bagian tengah gelas dan pada bagian tengah gelas hingga kebagian bawah botol lebih besar diameternya. Hal ini dimaksudkan agar cairan dalam botol lebih mudah dialirkan melalui mulut botol karena adanya gaya dan tekanan pada bagian dalam botol yang memiliki diameter lebih besar. Pada produk padatan misalnya selai, kemasan gelas umumnya dibuat menjadi toples kaca dengan ukuran diameter atas dan bawah yang sama. Hal ini dimaksudkan karena viskositas produk yang tinggi sehingga apabila kemasan dibuat seperti botol minuman maka produk akan sulit untuk dikeluarkan atau dimasukkan kedalam kemasan gelas tersebut, tetapi jika kemasan dibuat menjadi toples kaca dengan diameter atas dan bawah yang sama maka produk akan lebih gampang untuk diambil. Pada kemasan proman yaitu kemasan minuman yang adalah produk pangan, kemasan dibuat berbentuk botol sehingga memudahkan dalam penanganan produk untuk dikeluarkan dari kemasan. Produk abd parfum hampir sama bentuknya menyerupai botol dengan produk cairan, tetapi pada mulut botol terdapat roll yang memudahkan produk untuk digunakan dengan cara diputar dan dioleskan pada tangan sehingga lebih efektif dan efesien selama proses penggunaannya.
     Bahan penutup kemasan ada berbagai macam jenisnya. Bahan yang digunakan disesuaikan dengan produk yang dikemas. Untuk jenis bahan dan produk yang berupa cairan seperti minuman bergas, bir dan jenis makanan yang mendapat pemanasan dengan wadah tertutup dapat digunakan bahan penutup kemasan berupa besi atau kaleng, pada jenis produk seperti kemasan gelas air mineral, minuman tanpa gas, susu dan yoghurt dapat digunakan bahan penutup kemasan berupa aluminium, jenis produk ringan yang tidak menimbulkan reaksi kimia, fisika dan biologis dalam kemasan gelas dapat digunakan bahan penutup kemasan berupa gabus, dan untuk jenis produk berupa minuman tanpa gas, makanan berbentuk krim, tepung digunakan bahan penutup kemasan berupa plastik. Produk proman digunakan penutup kemasan berupa bahan aluminium, digunakan bahan aluminium karena produk adalah minuman bersoda, sehingga jika bereaksi dengan goncangan maka tekanan dalam kemasan akan menjadi tinggi sehingga apabila digunakan bahan penutup kemasan berupa plastik dapat terlepas dari kemasan, maka dari itu digunakan penutup kemasan berbahan aluminium. Produk abd parfum dibuat dengan menggunakan bahan plastik karena produk yang dikemas tidak menimbulkan gas, sehingga penutup produk akan tetap aman dan isi produk tetap terjaga kualitasnya. Pada penutup kemasan produk kratindeng digunakan bahan penutup berupa seng agar kemasan produk tetap terjaga keamanannya saat isi dalam produk bereaksi dengan suhu yang tinggi sehingga menimbulkan gas bertekanan dalam kemasan, oleh sebab itu digunakan bahan penutup berupa seng. Untuk produk dengan bahan penutup kemasan plastik berlapis aluminium terdapat pada produk Minyak angin cap polar bear karena untuk mencegah terjadinya reaksi produk terlalu tinggi digunakan bahan penutup berganda yaitu plastik dilapis aluminium.
     Bahan yang dikemas dalam wadah kemasan gelas ada berbagai macam jenisnya yaitu bahan cairan yang berupa air mineral, minyak, susu dan jenis produk cairan lainnya baik pangan maupun non pangan. Bahan padatan yang dikemas dalam kemasan gelas misalnya krim, selai, margarin dan produk padatan lainnya baik pangan maupun non pangan. Bahan campuran padatan gas dan cairan gas yang dikemas dalam kemasan gelas biasanya sering ditemui dalam makanan berfermentasi dan minuman beralkohol atau soda. Produk proman adalah produk yang berupa bahan cair sehingga tergolong bahan cairan tetapi produk pangan, juga pada produk abd parfum adalah produk yang berupa bahan cair sehingga tergolong bahan cairan tetapi non pangan. Pada produk Manisan buacica carica bahan yang dikemas adalah cairan padatan dimana cairannya berupa air dan padatannya berupa manisan buah. Untuk produk cair lainnya dapat dicontohkan seperti , Fresh care, Parfum, You-C 1000, ABC Spesial Grade, Kratindeng, Minyak angin cap polar bear, Hemaviton, Minyak angin cap kapak yang digunakan dalam praktikum ini.
     Berat kemasan pada kemasan gelas umumnya disesuaikan dengan tingkatan harga produk yang dikemas dalam satuan gram dan mililiter produk. Semakin mahal jenis produk, maka semakin kecil ukuran berat kemasan yang digunakan. Tetapi pada kenyataannya hal itu tidak mempengaruhi ukuran luas dan ketebalan kemasan gelas melainkan pada jenis kemasan gelas yang digunakan. Kemasan gelas  yang digunakan terbagi atas jenis dan kualitasnya. Semakin mahal harga produk yang dikemas maka semakin tinggi kualitas kemasan gelas yang digunakan. Jadi pada dasarnya berat kemasan gelas dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah produk yang akan dijual, semakin banyak produk yang dikemas semakin besar pula ukuran kemasannya, maka semakin berat. Demikian juga sebaliknya semakin sedikit jumlah produk yang dikemas semakin kecil pula ukuran kemasannya, maka semakin ringan beratnya. Pada produk proman dengan berat 250,741 gram dan pada produk abd parfum dengan berat 27.01749 gram. Perbedaan berat produk disebabkan oleh banyaknya jumlah produk yang dikemas, semakin banyak produk yang dikemas semakin berat juga kemasannya. Berat kemasan juga dipengaruhi oleh ketebalan dan ukuran kemasan. 
     Diameter atas dan bawah kemasan gelas disesuaikan dengan jenis produk yang dikemas. Untuk produk cairan maka diameter atas ke tengah lebih kecil dibandingkan dengan diameter tengah ke bawah yang lebih besar. Hal ini diperuntukan sesuai sifat dari produk cairan tersebut, karena apabila kita mengambilnya maka cairan akan lebih mudah melewati mulut botol dengan adanya tekanan pada bagian dalam botol. Tetapi pada jenis produk padatan diameter kemasan gelas dibuat lebih kurang sama antara atas dan bawahnya dengan tujuan agar memudahkan dalam pengambilan produk didalam kemasan yang viskositasnya tinggi atau padat. Produk proman memiliki diameter atas 2 cm dan diameter bawah 5 cm. Perbedaan diameter dari proman ini dipengaruhi oleh produk. Produk proman adalah produk cairan sehingga bentuk kemasan dibuat berbentuk botol dengan diameter atas lebih kecil dan diameter bawah lebih besar. Pada produk abd parfum diameter atas 1,5 cm dan diameter bawah 1,8 cm. Perbedaan ini hanya selisih berberapa milimeter saja, dikarenakan kemasan abd parfum pada bagian mulut botolnya terdapat roll yang menjaga agar cairan parfum tidak tertumpah saat digunakan.
     Batas antara penutup dengan bahan yang dikemas hendaknya disesuaikan dengan kriteria dan jenis produk. Untuk produk yang mengandung gas maka batas antara penutup dengan bahan yang dikemas harus sedikit jauh. Hal ini dimaksudkan agar ketika produk bereaksi secara kimia dengan cahaya dan akibat terjadinya goncangan, maka produk tidak akan mengalami tekanan pada bagian dalam kemasan gelas akibat adanya celah kosong pada batas antara penutup bahan dengan produk yang dikemas. Dengan demikian keamanan dan mutu produk akan tetap terjaga selama penanganan berlangsung. Pada produk yang tidak menimbulkan reaksi gas, batas antara penutup dengan bahan yang dikemas dapat dibuat sedikit berdekatan. Hal ini akan aman karena tidak ada reaksi gas yang terjadi yang mengakibatkan adanya tekanan dalam kemasan gelas tersebut, sehingga akan aman selama dalam proses penanganan dan penggunaannya. Pada produk proman batas antara penutup dengan bahan yang dikemas adalah 4,5 cm dan pada produk abd parfum batas antara penutup dengan bahan yang dikemas adalah 0,5 cm. Perbedaan ini dikarenakan pada produk proman berupa produk yang bersifat gas dan soda jadi batas penutup dibuat sedikit rongga kosong, sehingga apabila produk mengalami reaksi didalam kemasan maka keadaan kemasan akan tetap terjaga dengan aman. Produk abd parfum batas kemasan dibuat berongga lebih sedikit karena produk bukan bersifat gas sehingga akan tetap aman didalam kemasan. Ukuran batas penutup setiap produk lainnya berbeda-beda tergantung pada jenis produk yang dikemas apakah termasuk produk berupa cairan gas, padatan gas ataupun cream. Batasan rata-rata untuk setiap produk yang bukan gas sesuai dengan standar adalah lebih kurang 2 cm. Dan untuk produk berupa gas lebih kurangnya 4 cm. Perbedaan ini tergantung pada jenis dan kriteria produk yang dikemas.
     Easy of unpacking yaitu kemudahan kemasan untuk dibuka oleh konsumen sehingga isi dari kemasan dapat digunakan dan semuanya bersih. Easy of unpacking berkaitan langsung dengan tutup kemasan gelas dimana penggunaan bahan penutup kemasan gelas harus disesuaikan dengan jenis dari produk yang dikemas agar lebih memudahkan dalam membukanya. Produk proman mudah untuk dibuka kemasannya sehingga tergolong Easy of unpacking. Produk abd parfum juga mudah untuk dibuka kemasannya sehingga tergolong kedalam Easy of unpacking.  semua produk yang digunakan saat praktikum seperti Manisan buacica carica, Fresh care, Enervon-C, Parfum, Ponds, Srikaya, Citra, You-C 1000, ABC Spesial Grade, Fresh care, Kratindeng, Minyak angin cap polar bear, Hemaviton, Minyak angin cap kapak  adalah tergolong dalam Easy of unpacking, dibuat demikian agar selama pemakaian lebih mudah untuk ditangani dengan membuka kemasan dari setiap masing-masing produk.
     Easy of resealing yaitu kemudahan jenis produk untuk diambil dari kemasan dengan persyaratan pengemas harus mudah ditutup lagi dengan baik apabila produk tidak habis dalam sekali pakai. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan konsumen untuk menangani produk sesuai jenis produk yang dikemas dan menutup kemasan produk itu kembali dengan gampang. Produk proman mudah untuk dituangkan isi produknya sehingga tergolong Easy of resealing. Hal ini dikarenakan pada mulut botol tidak terdapat roll dan kemasan berbentuk botol. Kemasan proman ini juga mudah untuk ditutup kembali apabila sudah tidak digunakan. Berbeda dengan kemasan abd parfum, kemasan ini bukan tergolong Easy of resealing karena saat produk ditumpahkan maka produk tidak dapat dikeluarkan karena terdapat roll yang menyekat pada bagian mulut botol, tetapi kemasan ini mudah untuk ditutup kembali apabila sudah tidak digunakan. Untuk produk lain yang tergolong Easy of resealing diantara fresh care, citra dan minyak angin kapak. Karena umumnya kemasan tersebut terdapat roll pada mulut botol, pada citra berupa produk cream sehingga sulit untuk ditumpahkan dari dalam kemasan dan pada minyak angin kapak mulut botol sangat kecil sehingga produk sulit untuk ditumpahkan meskipun produk berupa cairan. Produk yang bukan Easy of resealing dibuat dengan tujuan agar pemakaian produk dapat disesuaikan dengan keperluannya dengan kata lain produk digunakan tidak sekali pakai dalam waktu itu juga.
     Kontur permukaan kemasan ada berbagai macam bentuknya ada yang licin, bergelombang, kasar dan bergerigi. Penggunaan kontur permukaan pada berbagai jenis kemasan gelas dimaksudkan agar memudahkan konsumen mengenali ciri dan bentuk dari kemasan masing-masing produk. Daya tarik dan style juga merupakan salah satu bagian dari bentuk kontur permukaan kemasan gelas dibuat dengan tujuan menarik perhatian dan minat konsumen untuk membeli produk dengan kemasan gelas tersebut. Pada produk proman kontur permukaan produk berbentuk licin. Hal ini disebabkan karena kemasan luar produk terdapat label berupa lembaran plastik, sehingga memudahkan dalam melakukan proses pelabelan. Proses penanganan selama pengangkutan akan lebih mudah dengan permukaan licin karena kemasan tidak akan bersinggungan secara kasar dengan kemasan lainnya dan juga dibuat agar memudahkan konsumen untuk menangani produk tersebut selama dalam penggunaan. Produk abd parfum dibuat dengan permukaan kontur yang bergelombang agar memudahkan dalam menarik perhatian dan minat konsumen. Kemasan bergelombang biasanya dibuat pada kemasan dengan ukuran kemasan yang kecil dengan jenis produk non pangan dan umumnya adalah jenis kosmetik. Keuntungan lainnya selain menarik perhatian konsumen, kontur bergelombang ini juga memiliki fungsi sebagai salah satu usaha dalam memudahkan kemasan untuk dibawa kemana-mana. Pada produk dengan kontur kesat seperti fresh care dibuat demikian agar kemasan dapat dengan mudah dipegang sehingga memudahkan kita untuk membuka kemasan tersebut, selain itu konsumen akan tertarik untuk membelinya karena desain dan keunikan dari kemasan tersebut.
     Penggunaan kemasan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu kemasan sekali pakai, kemasan berulang kali pakai dan kemasan tidak dibuang. Kemasan sekali pakai umumnya ditemui pada kemasan bahan pangan, karena jika kemasan digunakan kembali maka kemasan sudah terkontaminasi dengan mikroba sehingga produsen dan pabrik jarang ada yang memakainya kembali. Kemasan berulang kali pakai biasanya kemasan yang dapat digunakan kembali setelah produk dalam kemasan tersebut sudah tidak ada lagi. Kemasan tidak dibuang merupakan kemasan yang harus digunakan sesuai peruntukannya dengan alasan tidak dapat diurai dialam. Pada dasarnya semua kemasan gelas dapat digunakan berulang kali pakai, berbeda dengan kemasan lain misalnya kertas, logam dan plastik  yang dapat mengalami kerusakan fisik. Kemasan gelas dapat digunakan karena mudah dibersihkan dan tidak terkontaminasi dengan produk yang dikemasnya. Pada kemasan proman digunakan berulang kali pakai dan juga pada produk abd parfum dapat digunakan berulang kali pakai, karena kemasan dapat digunakan secara terus menerus dengan produk yang sama dengan disterilisasi terlebih dahulu untuk menghilangkan dari kontaminasi mikroba merugikan. Untuk kemasan produk sekali pakai seperti fresh care, enervon-c, ponds, citra dan minyak angin cap kapak digunakan hanya sekali pemakaian kemasan saja, karena jenis-jenis kemasan tersebut apabila digunakan berulang kali pakai tidak efektif dan efesien sebab jenis kemasan gelas yang digunakan adalah berupa produk kosmetik dan minuman yang apabila digunakan berulang kali pakai meskipun telah dilakukan sterilisasi kemasan, produk yang dikemas berikutnya akan tetap terkontaminasi oleh bahan lain atau bahan dari kemasan gelas tersebut. Disamping itu juga kemasan terlalu kecil untuk dapat digunakan berulang kali pakai, maka produsen pembuat produk memilih untuk membuat kemasan produk yang baru dengan kemasan yang bersifat aman dan tetap terjaga kualitas produk yang dikemasnya.
     Secara geris besar kemasan gelas sudah sejak lama digunakan. Pada awalnya bahan yang digunakan adalah pasir pantai, soda abu dan kapur dari campuran alkali. Keuntungan dari kemasan gelas adalah sifat kemasan yang transparan, tidak bereaksi dengan produk, kedap terhadap gas (uap, air dan bau), keawetan aroma dan rasa produk tetap terjaga, dapat dibentuk dan didesain, mudah diwarnai, tahan suhu rendah dan sterilisasi serta dapat divakum. Kerugian dan kelemahan dari kemasan gelas ini adalah bersifat mudah rapuh, berat dan mudah pecah. Sifat gelas adalah kedap gas, tahan terhadap panas hingga suhu 500oC dan tahan tekanan sampai 1,5x105 kg/cm2, tidak tahan getaran dan perbedaan tekanan dan suhu yang cukup besar.





KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
      Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Keuntungan dari kemasan gelas adalah sifat kemasan yang transparan, tidak bereaksi dengan produk, kedap terhadap gas (uap, air dan bau), keawetan aroma dan rasa produk tetap terjaga, dapat dibentuk dan didesain, mudah diwarnai, tahan suhu rendah dan sterilisasi serta dapat divakum.
2.      Kerugian dan kelemahan dari kemasan gelas ini adalah bersifat mudah rapuh, berat dan mudah pecah. Sifat gelas adalah kedap gas, tahan terhadap panas hingga suhu 500oC dan tahan tekanan sampai 1,5x105 kg/cm2, tidak tahan getaran dan perbedaan tekanan dan suhu yang cukup besar.
3.      Penggunaan kemasan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu kemasan sekali pakai, kemasan berulang kali pakai dan kemasan tidak dibuang.
4.      Kontur permukaan kemasan ada berbagai macam bentuknya ada yang licin, bergelombang, kasar dan bergerigi.
5.      Easy of resealing yaitu kemudahan jenis produk untuk diambil dari kemasan dengan persyaratan pengemas harus mudah ditutup lagi dengan baik apabila produk tidak habis dalam sekali pakai.
6.      Easy of unpacking yaitu kemudahan kemasan untuk dibuka oleh konsumen sehingga isi dari kemasan dapat digunakan dan semuanya bersih.
7.      berat kemasan gelas dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah produk yang akan dijual, semakin banyak produk yang dikemas semakin besar pula ukuran kemasannya, maka semakin berat. Demikian juga sebaliknya semakin sedikit jumlah produk yang dikemas semakin kecil pula ukuran kemasannya, maka semakin ringan beratnya.
8.      Pewarnaan pada kemasan gelas dapat dilakukan dengan pemberian oksida-oksida logam pada saat pembuatannya. Oksida-oksida logam tersebut diantaranya seperti Cr, Co dan Fe. Sifat semi opaq diberikan dengan penambahan florin.
9.      Secara geris besar kemasan gelas sudah sejak lama digunakan. Bahan yang digunakan adalah pasir pantai, soda abu dan kapur dari campuran alkali.
Saran
     Dari praktikum ini diharapkan agar mahasiswa dapat lebih mengenal dan mengetahui berbagai jenis kemasan gelas yang beredar dipasar dengan jenis produk yang berbeda-beda baik pangan maupun non pangan dan mengerti kemasan gelas sesuai dengan fungsi dan kegunaannya bagi produk yang dikemas.


















DAFTAR PUSTAKA

Elisa    Julianti   dan   Mimi   Nurmimah.   2006.   Buku   Ajar   Teknologi   Pengemasan.
Departemen Teknologi Pertanian – Fakultas Pertanian USU: Medan.
Erliza dan Sutedja. 1987. Pengantar Pengemasan. Laboratorium Pengemasan,
Jurusan TIP. IPB. Bogor.
Fellows,P.J. 2000. Food Processing Technology.  Principles and Practice. 2nd Ed.
WoodheadPublishing Ltd., Cambridge, England.
Jun H. Han. 2005. Innovations in Food Packaging. Elsevier Ltd.
Sacharow.   S.   Dan    R. C.   Griffin.    1980.   Principle   of   Food  Packaging.  The  AV
Publishing. Co.Inc.Westport. Connecticut.
Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989.  Teknologi Pengemasan Pangan.
Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB

1 komentar:

  1. Casino of the Night - MapyRO
    Casino of the Night Located in the heart of the Wynn 목포 출장샵 Hotel, this casino features a unique location, 전주 출장안마 one of Las 창원 출장샵 Vegas' most 계룡 출장안마 distinctive casinos. The casino 충주 출장샵 has

    BalasHapus